
GRAGEPOLITAN – Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC)terus melakukan terobosan demi terciptanya swasembada pangan di Indonesia. Berbagai inovasi telah diciptakan untuk membantu para petani dalam mengelola sawah agar hasil panennya melimpah.
Ada dua inovasi yang saat ini dikembangkan oleh BBSCC untuk membatu para petani khususnya petani yang ada di Cirebon dan Indramayu diantaranya yaitu pompa air bertenaga surya. Dimana pompa ini memompa air dengan menggunakan tenaga matahari sehingga tentu ini merupakan salah satu terobosan yang sangat membantu para petani ketika terjadi musim kemarau. Tentunya dengan mengandalkan tenaga surya dapat memimalisir biaya yang dikeluarkan oleh petani tanpa harus membeli BBM yang biasa digunakan mesin pompa air pada umumnya.
Kepala BBWSCC, Dwi Agus Kuncoro mengungkapkan inovasi ini dibuat oleh BBWSCC untuk membantu para petani dimusim kemarau
Inovasi untuk negeri dalam rangka mendukung swasembada pangan yang menjadi program pemerintah saat ini.
” Inovasi yang dilakukan BWSCC yang pertama yaitu BBWSCC ini kan mengelola air, jadi bagaimana tekhnologi-tekhnologi mengairi sawah menjadi konsen BBWSCC” ujar Kepala BBWSCC Dwi Agus Kuncoro, Senin (1/12/2025).
Salah alasan BBWSCC terus melakukan inovasi pertanian adalah banyaknya kejadian pada saat musim kemarau pompa-pompa yang dibantukan ke petani terkendala BBM dan listrik.
” Jadi kami di BBBWSCC ini membuat inovasi yang pertama adalah membuat pompa air tenaga surya untuk kekeringan sudah selesai 100% untuk kapasitas pompa 2in kapasitas 3 liter perdetik untuk 3 hektar. Selanjutnya yang 4in yang18 liter per detik sudah 90% bisa juga untuk mengendalikan banjir di perumahan dan juga untuk kekeringan. Dan kota mencoba lagi yang 6in itu 120 liter per detik. Kalau yang 6in iti di PU pompa banjir paling kecil” ungkapnya.
Kepala BBBWSCC juga menyampaikan pada tahun ini baru 1 yang 4in, 1 yang 2in dan 6in. Targetnya tahun depan bisa diperbanyak lagi alat-alatnya perbanya. Pada saat terjadi kekeringan, katanya, petani bisa meminjam alat ini ke BBWSCC kebagian yang mengelola alat ini ada di unit pengelola banjir dan kekeringan BBWSCC.
Sedangkan inovasi yang kedua yaitu salah satunya adalah untuk irigasi padi hemat air (IPHA). Namun, ada beberapa yang perlu disempurnakan pada IPHA ini yaitu perlunya Alsintan (alat mesin pertanian untuk irigasi hemat air), yang didesain khusus alat mesin pertanian untuk menerapkan irigasi padi hemat air, ada dari tracktor.
” Alat yang kedua kami buat alat untuk memyemprot tanaman dan juga nanti untuk memotong panen. Kemudian alat yang ketiga untuk mengasap tikus dengan belerang. Yang ke empat menggiling padi ke gabah dan yang terakhir itu alat yang mengubah gabah menjadi beras. Semuanya menggunakan panes surya” pungkasnya.





Discussion about this post